Garam telah menjadi bahan penting dalam reaktor nuklir sejak awal pengembangan teknologi nuklir. Pada era reaktor nuklir generasi awal, garam digunakan sebagai media pendingin dan moderator dalam beberapa jenis reaktor.
Pada tahun 1940-an, seorang ilmuwan bernama Eugene Wigner mengusulkan penggunaan garam sebagai media pendingin dalam reaktor nuklir. Dia menyadari bahwa garam memiliki sifat yang sangat baik sebagai media pendingin karena mempunyai titik lebur dan titik didih yang tinggi, serta sifat non-korosif dan non-toxic. Selain itu, garam juga dapat berfungsi sebagai moderator, yaitu bahan yang dapat memperlambat neutron sehingga dapat memicu reaksi nuklir yang lebih efektif.
Pada tahun 1954, reaktor nuklir pertama yang menggunakan garam sebagai media pendingin dan moderator, yaitu reaktor MSRE (Molten Salt Reactor Experiment), dibangun di Oak Ridge National Laboratory di Tennessee, Amerika Serikat. Reaktor ini menggunakan campuran garam LiF-BeF2-ThF4-UF4 sebagai bahan bakar dan media pendingin/moderator. Reaktor ini memiliki daya sekitar 8 MW dan dioperasikan selama 4 tahun.
Selama pengoperasian MSRE, para peneliti menemukan beberapa keuntungan dan tantangan dalam penggunaan garam sebagai media pendingin dan moderator. Keuntungan utama adalah efisiensi termal yang tinggi dan kemampuan untuk menghilangkan panas dengan cepat, sehingga reaktor dapat dioperasikan pada suhu yang lebih tinggi dan dapat menghasilkan daya yang lebih besar. Namun, tantangan utama adalah korosif dan reaktivitas tinggi dari garam yang dapat menyebabkan kerusakan pada material konstruksi reaktor.
Penggunaan garam sebagai media pendingin dan moderator terus dikembangkan dalam beberapa jenis reaktor nuklir, termasuk reaktor thorium cair dan reaktor nuklir generasi keempat. Reaktor nuklir generasi keempat menggunakan garam sebagai bahan bakar dan media pendingin/moderator dalam bentuk reaktor cepat atau reaktor cepat pendingin garam, yang dapat menghasilkan daya yang lebih besar dan lebih efisien dibandingkan dengan reaktor generasi sebelumnya.
Pada akhirnya, penggunaan garam dalam reaktor nuklir telah membuka jalan bagi pengembangan teknologi nuklir yang lebih maju dan efisien. Meskipun masih ada beberapa tantangan teknis yang perlu diatasi, penggunaan garam sebagai media pendingin dan moderator telah membuktikan dirinya sebagai pilihan yang menjanjikan untuk masa depan energi nuklir.
Untuk penggunaan garam dalam bidang energi nuklir, jenis garam yang biasanya digunakan adalah garam lebur atau molten salt. Garam lebur adalah campuran garam yang dicairkan pada suhu tinggi dan digunakan sebagai media pendingin dan moderator dalam reaktor nuklir.
Sedangkan jenis garam yang digunakan untuk bidang farmasi maupun bidang industri pengolahan makanan adalah garam industri yang bisa diperoleh dengan mudah. Produsen garam industri dengan kualitas terbaik dapat dijumpai di Jawa Timur, sebab selain tempatnya yang strategis juga dilokasi tersebut berdiri Perusahaan Sumatraco Langgeng Makmur sebagai penghasil garam Industri berkualitas selama lebih dari 30 tahun