Garam adalah salah satu komoditas strategis karena dibutuhkan dalam semua sektor kehidupan. Bagi manusia, digunakan untuk konsumsi sementara industri membutuhkan garam guna menunjang proses produksinya, seperti industri kimia, makanan dan minuman, farmasi dan kosmetika, hingga pengeboran minyak. Garam dalam pengeboran minyak penting sekali keberadaannya. Sehingga dibutuhkan distributor garam yang jual garam untuk pengeboran minyak dalam jumlah besar.
Rencana Pemerintah untuk mengimpor mendapat dukungan luas dari sektor indutri, tidak terkecuali industri hulu minyak dan gas bumi (migas). Karena, selain untuk kebutuhan berbagai macam industri seperti farmasi, kaca, aneka pangan, Indonesia juga membutuhkan distibutor garam impor yang jual garam untuk pengeboran minyak untuk kegiatan pengeboran.
Sulit memastikan berapa jumlah garam yang dibutuhkan untuk pengeboran minyak setiap tahun. Sebab, setiap lapangan minyak dan gas bumi berbeda-beda kondisinya, sehingga kebutuhan garamnya pun berbeda.
Namun diperkirakan kebutuhan garam industri pada kegiatan pengeboran minyak mencapai 50 ribu ton per tahun. Angka ini memang tidak begitu besar dibandingkan kebutuhan garam nasional yang mencapai 3 juta per tahun. Sehingga harus ada banyak distributor besar yang jual garam untuk pengeboran minyak.
Penggunaan garam sangat luas,
dan fungsi garam juga dapat mendukung rantai pasok dan meningkatkan nilai tambah sejumlah industri dalam negeri. Jadi, sama pentingnya dengan bahan baku lainnya seperti baja dan produk petrokimia.
Memiliki banyak lokasi penambangan minyak, Indonesia mutlak memerlukan jumlah garam yang besar untuk pengeboran minyak. Sehingga dibutuhkan distributor besar yang jual garam untuk pengeboran minyak. Bagi masyarakat awam, garam kerap kali hanya berkaitan dengan cita rasa lidah. Padahal begitu banyak peran garam dalam kehidupan kita. Salah satu yang tidak diketahui oleh masyarakat kebanyakan adalah fungsinya di industri perminyakan. Garam dibentuk menjadi lumpur fluida, yang merupakan campuran dari garam, air tawar, minyak, tanah liat, hingga busa. Lumpur ini menjadi sangat penting dalam dunia pengeboran minyak karena berfungsi menjadi pemutar sumur pengeboran.
Pencampuran garam dalam fluida pun tidak boleh dipandang remeh karena mineral ini yang nantinya mengatur tingkat basa agar bor dapat menembus batuan, namun tanpa menimbulkan karat di pipa yang mengitarinya. Tingkat kebasaan yang diperlukan dalam pengeboran minyak haruslah berkisar 9—12.
Jumlah garam yang tepat pun sangat perlu diperhatikan dalam pembentukan fluida. Apabila tidak tepat, bisa jadi lumpur tersebut menjadi terlalu kental ataupun cair sehingga menciptakan proses pengeboran yang berbahaya. Kadar natrium klorida dalam garam pun tidak boleh terlalu kecil, minimal 98%, agar bisa menghasilkan daya hantar yang cukup bagi lumpur tersebut. Garam diperlukan untuk menghasilkan kekentalan lumpur pelontar dalam pengobaran agar bisa mengimbangi tekanan dari tempat terakumulasinya minyak dan gas bumi (reservoir).
Garam dalam pengeboran minyak untuk membuat lumpur menjadi lebih kental dan tekanan gravity lebih tinggi untuk mengimbangi tekanan reservoir. Ini penting sekali untuk pengeboran minyak.
Apabila jumlah kandungan garam dalam lumpur fluida kurang memenuhi, pengeboran bisa gagal. Hal ini terjadi karena lumpur tidak dapat melontarkan lumpur secara maksimal hingga akhirnya menimbulkan blow out.
Senyawa-senyawa dalam kristal garam yang sangat dibutuhkan dalam membentuk lumpur ini adalah Kcl, NaCl, dan CaCl2. Senyawa-senyawa ini jugalah yang membentuk elektrolit dalam lumpur campuran tersebut.
Begitu pentingnya peran garam sehingga dari seluruh kebutuhan garam industri dunia, sebanyak 20%-nya memang diserap oleh industri perminyakan.
Demikian pula di tingkat nasional, dari 2,6 juta kebutuhan akan garam industri, 10%-nya diperlukan untuk kegiatan pertambangan. Jika dalam perminyak garam dibutuhkan untuk pengeboran, dalam pertambangan, mineral yang satu ini lebih difungsikan sebagai peledak sekaligus pemurni untuk produk tambang, seperti emas dan perak.
Garam yang digunakan untuk permurnian hasil tambang pun tidak digunakan mentah-mentah. Senyawa ini diolah menjadi zat kimiawi lain yang di Jerman dikenal dengan sebutan blue acid. Sementara masyarakat lebih mengenalnya dengan julukan sianida. Dalam pembentukan sianida, garam diperlukan karena mengandung senyawa natrium klorida dan kalium.
Garam sianida membuat penambangan menjadi jauh lebih mudah. Senyawa berbau almond ini digunakan sebagai bahan baku peledak untuk membuka lokasi-lokasi tambang strategis. Dalam proses pemurnian, sianida pun berperan kuat.
Diperkenalkan Carl Wilhelm Scheele pada tahun 1783, sianida menjadi bahan untuk melakukan teknik metalurgi pemurnian emas. Dengan teknik ini, bijih emas berkadar rendah dapat diekstrasi hingga menghasilkan mineral emas yang kompleks. Cara pemurnian yang sama pun dapat dilakukan untuk memurnikan perak dan tembaga.
Demikian fungsi garam untuk pengeboran minyak yang masyarakat perlu ketahui.