Berikut ini adalah beberapa Informasi tentang garam industri. Dalam ilmu kimia dijelaskan bahwa garam adalah kumpulan senyawa kimia dengan komponen utamanya Natrium Klorida (NaCL). Natrium dan klorin adalah zat yang diperlukan tubuh, karena membantu otak dan saraf untuk mengirimkan impuls listrik. Senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan). Garam terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa.
Garam merupakan salah satu komoditi manusia yang sangat penting, selain diperuntukkan untuk kebutuhan pokok juga digunakan untuk bahan baku industry.
Penggunaan garam secara garis besar dibagi menjadi 3, yaitu :
Garam konsumsi digunakan untuk memasak dan keperluan rumah tangga. Garam konsumsi memiliki kadar NaCl 87% atas dasar persen berat kering, kandungan impurities (sulfat, magnesium dan kalsium) sebesar 2% dan kotoran lainnya (lumpur, pasir) sekitar 1 % serta kadar air maksimal 7%. Penggunaanya dikonsumsi bersama – sama dalam makanan dan minuman.
Pengasinan digunakan untuk mengawetkan makanan. Fungsi dari pengasinan ini adalah untuk menghilangkan bakteri atau organisme patogenik potensia. Organisme tersebut tidak dapat bertahan hidup di dalam sebuah lingkungan dengan kadar garam yang tinggi, karena hipertonik alami dari garam. Berbagai sel hidup di lingkungan seperti ini aka menjadi kehausan karena osmosis dan mati atau menjadi tidak aktif dalam beberapa waktu. Bahan pakan yang diawetkan dengan cara pengasinan adalah ikan laut.
Garam industri adalah garam yang digunakan sebagai bahan baku maupun bahan penolong bagi industri lain. Garam industri digunakan untuk kebutuhan farmasi, kosmetik, tekstil, dan sebagainya. Garam industri memiliki NaCl minimal 97%. Khusus untuk industri pangan, kadar Ca dan Mg < 600 ppm.
Proses pembuatan garam ini hanya dapat dilakukan di wilayah pantai atau wilayah yang dekat dengan lautan. Para petani garam mengumpulkan air laut sebanyaknya dan diubah menjadi bentuk kristal.
Lalu, bagaimana proses pembuatannya?
Para petani garam biasanya mengalirkan air laut menuju arah yang lebih luas dan sudah disediakan. Dalam mengumpulkannya menggunakan teknik pasang surut. Hal ini dianggap lebih mudah dan dapat menghemat waktu dan tenaga. Namun, dalam pengumpulan menggunakan cara ini harus dilakukan secara benar agar jumlah air laut yang terkumpul dapat sesuai dengan keinginan atau target yang sudah ditetapkan.
Tidak semua pesisir pantai bisa digunakan untuk membuat garam, karena air laut yang digunakan harus berkualitas baik dan tingkat dari keasaman air laut juga harus diperhitungkan.
Pantai yang dekat dengan muara sungai tidak bisa digunakan karena air laut dan air tawar ini sudah tercampur, sehingga akan memberikan kualitas garam yang tidak terlalu bagus.
Air laut yang sudah dikumpulkan kemudian akan dijemur dibawah terik sinar matahari langsung. Pada saat penjemuran ini akan terjadi proses penguapan. Sehingga menyisakan butiran-butiran yang disebut dengan kristal. Kristal inilah yang nantinya akan di panen dan dijadikan sebuah garam.
Faktor suksesnya penjemuran adalah cuaca yang baik, adanya angin yang kencang tentu akan membantu proses penguapan ini menjadi lebih cepat.
Setelah 30 hari Kristal – Kristal garam dipanen. Pada musim kemarau yang cukup panjang, tentunya hal ini akan menguntungkan para petani garam. Ini karena proses penguapan dan penjemuran pun akan menjadi lebih cepat. Selain itu, garam yang dihasilkan pun juga akan lebih banyak.
Nah itulah informasi tentang garam dan bagaimana cara proses produksinya, Semoga berguna ya.