Garam sudah dipakai manusia sudah sejak lama. Garam dimanfaatkan untuk menambah rasa pada makanan sampai untuk mengawetkan daging dan ikan. Kini ada juga garam industri, biasanya kita lebih mengenal garam konsumsi. Garam konsumsi adalah garam yang mengandung mineral yang memang dibutuhkan tubuh untuk kelangsungan hidup.
Garam merupakan sumber mineral esensial natrium dan khlor. Mineral tersebut tidak disimpan dalam tubuh karena sebagian besarnya terdapat dalam cairan tubuh dan jaringan lunak. Mineral seperti garam tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh ternak, akan tetapi di dapat dari luar.
Ketersediaan pakan yang belum memadai mengakibatkan terjadinya kesulitan dalam peningkatan populasi ternak sapi. Ketersediaan hijauan pakan di Indonesia merupakan tema utama yang menjadi pembatas perkembangan ternak.
Fungsi mineral sendiri bagi ternak adalah untuk membantu pembentukan vitamin dalam tubuh ternak. Mineral juga berfungsi membantu pembentukan enzim dalam tubuh ternak. Seperti halnya vitamin, enzim pun membutuhkan mineral untuk bisa terbentuk. Selain sebagai salah satu sumber mineral, garam juga dimanfaatkan untuk memberikan rasa pada pakan ternak, sama seperti pada makanan manusia sebagai penguat rasa makanan.
Dalam formulasi pakan unggas biasanya dilakukan penambahan garam pakan ternak sebanyak 0,1 sd 0,4 %. garam yang umum digunakan dalam bahan baku unggas adalah garam yang berbentuk serbuk dengan kandungan yodium 30 sd 100 ppm. Garam tidak boleh diberikan terlalu banyak dalam pakan unggas karena akan berpengaruh buruk diantaranya menyebabkan kotoran basah. Kelebihan garam menyebabkan unggas minum berlebihan untuk mengeluarkan natrium dari dalam tubuh. keadaan ini akan menyebabkan litter (alas) menjadi sangat basah dan lembab, akibatnya akan timbul gangguan penyakit bagi unggas yang dipelihara.
Dalam ternak ruminansia, garam juga diberikan sebagai salah satu sumber mineral. Natrium berfungsi sebagai pembentuk garam di dalam tubuh dan sebagai penghantar impuls dalam serabut syarat dan tekanan osmosis pada sel yang menjaga keseimbangan cairan sel dengan cairan disekitarnya. Dan Khlor berfungsi untuk membentuk HCL atau asam klorida pada lambung untuk membunuh bibit penyakit yang ada di dalam lambung. Sama seperti diunggas, penggunaan garam pada ternak ruminansia juga dibatasi pada konsentrasi tertentu.